KONI Kudus Bantah Hanya Beri Uang Saku Rp 500 Ribu Bagi Atlet yang Berlaga di PON XXI Aceh-Sumut

Ketua KONI Kudus, Sulistiyanto (kanan) didampingi Bidang Humas KONI Kudus, Blegooh Alun Sadayu. di Kantor KONI Kabupaten Kudus pada Rabu, 4 September 2024.(NILA/ZONANEWS.ID)

KUDUS, ZONANEWS.ID — Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten diduga memberi uang saku kepada 44 atlet dan 8 ofisial atau pelatih yang mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 sebesar Rp 500 ribu.

Puluhan atlet dari Kudus itu diketahui akan mewakili Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di 14 cabang olahraga (cabor) dalam gelaran pesta olahraga tertinggi tingkat nasional pada 8-20 September 2024. Selama itu pula, para atlet diduga hanya mendapat uang saku Rp 500 ribu dari KONI Kudus.

Menanggapi beredarnya informasi tersebut, KONI Kabupaten Kudus membantah bahwa uang Rp 500 ribu merupakan uang saku untuk atlet maupun ofisial yang ikut PON.

Bacaan Lainnya

Ketua KONI Kudus, Sulistiyanto yang didampingi Bidang Humas KONI Kudus, Blegooh Alun Sadayu menjelaskan, narasi tersebut terbentuk berawal adanya misinformasi Wakil Ketua KONI, Imam Santosa mengenai pemberian uang Rp 500 ribu itu.

Sebagai upaya memberikan dukungan bagi para atlet asal Kudus yang akan berlaga di tingkat PON, KONI Kudus mengajak Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie serta stakeholder lainnya untuk melepas secara simbolis para atlet yang akan mengikuti PON di Kudus.

Di waktu bersamaan, sebenarnya para atlet juga sedang dalam proses Training Camp (TC) oleh Pemerintah Provinsi Jateng di Semarang. Namun setelah berdiskusi dengan Pengurus Kabupaten (Pengkab) masing-masing cabor, disepakati agar atlet bisa ikut pelepasan di Pendapa Kudus pada Senin, 2 September 2024 lalu.

Baca :  Disbudpar Kudus Pamerkan Koleksi Museum Kretek ke Monumen Pers Nasional

“Saat itu kami sudah siapkan uang yang totalnya Rp 1 juta sebagai ‘uang transport’ bagi setiap atlet yang datang dari Semarang ke Kudus,” ujar Sulis ditemui di Kantor KONI Kudus pada Rabu, 4 September 2024 siang.

Uang satu juta rupiah itu, lanjut Sulis bersumber dari masing-masing Pengkab yang mengirimkan atletnya ke PON, lalu dari KONI Kudus dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.

Namun terjadi disinformasi oleh Wakil Ketua KONI Kudus, Imam Santosa ketika sebagian ‘uang transport’ itu diserahkan di Pendapa Kudus.

Ketika amplop uang dibuka, ternyata hanya ada uang Rp 500 ribu yang dinilai para atlet maupun ofisial yang menerima sebagai ‘uang saku’ PON.

Padahal menurut Sulis, seharusnya amplop ‘uang transport’ itu dibagikan di Kantor KONI Kudus. Bukan hanya sebagian saja, tapi langsung Rp 1 juta.

“Padahal skenarionya, di Pendapa hanya seremoni, terus pulang ke (Kantor) KONI, baru dibagikan di sini (Kantor KONI Kudus), tapi kemarin ternyata ada yang dibuka di sana (Pendapa),” ujar Sulis.