Prihatin Kerusakan Alam, Petani Rembang Gelar Tradisi Kupatan Kendeng

Para petani Kabupaten Rembang di kawasan Pegunungan Kendeng menggelar ritual Kupatan Kendeng. (ARIFIN ZN)

REMBANG, ZONANEWS.ID – Kalangan petani Kendeng di Kabupaten Rembang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), melaksanakan ritual “Kupatan Kendeng”.  Kegiatan ini bertempat di Desa Tegaldowo dan Desa Timbrangan, Kecamatan  Gunem Rembang.

Tradisi ini dimulai dengan prosesi “Temon Banyu Beras” di Sumber Mata Air Brubulan dan “lamporan” di Pisowanan, Minggu dan Senin 14-15 April 2024. Kemudian dipungkasi dengan “Dono Weweh Kupat Lepat” atau arak-arakan, Selasa 16 April 2024.

“Tradisi masyarakat Kendeng yang digelar hari ke 5 di bulan Syawal ini, bertema Kendeng Nguripi Kwalat Lamun Ora Ngopeni,” ujar Joko Prianto, Koordinator JMPPK Rembang.

Bacaan Lainnya

Joko mengatakan, tema tersebut sebagai bahan refleksi bersama bahwa pasca relokasi industri yang masif ke Jawa Tengah dan diakomodir melalui UU Cipta Kerja, PP Proyek Strategis Nasional (PSN) serta aturan turunan lainnya, membuat salah satu provinsi penyumbang pangan terbesar nasional ini berada dalam kondisi kritis akut.

Masifnya alih fungsi lahan-lahan produktif untuk kantong pabrik, tol dan pembangunan lainnya, kata Joko, berdampak terhadap kebencanaan selama beberapa tahun terakhir ini. Terlebih untuk menyuplai kebutuhan pembangunan tersebut, daerah tambang makin diperluas tidak terkecuali di Pegunungan Kendeng.

“Akibatnya bisa dirasakan sendiri, sejak akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 saja setidaknya berita banjir, rob, tanah longsor dan bencana lainnya masif  terjadi. Bahkan banjir bandang yang melumpuhkan Pantura di wilayah Demak-Kudus,” ucapnya.

Menurut Joko, bencana banjir bukan hanya berdampak terhadap putaran ekonomi saja. Namun  mengakibatkan hilangnya ruang hidup masyarakat terdampak, serta tergenangnya lahan-lahan persawahan membuat ancaman puso krisis pangan makin kerap terjadi di Jawa Tengah.

Baca :  DPRD Kudus Segera Rapat dengan Dinas PKPLH hingga Swasta untuk Menemukan Solusi Darurat Gunungan Sampah

Joko mengaku, momen Kupatan tahun ini menjadi sangat spesial. Sebab pada bulan April adalah momen pengingat sejarah dimana pada 2017 lalu, Presiden mengamanatkan Kementerian Lingkungan Hidup membuat kajian menyeluruh terkait Pegunungan Kendeng melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

“KLHS Pegunungan Kendeng yang dikerjakan dengan dua tahap tersebut, seharusnya menjadi pijakan utama bagi kebijakan pemerintah untuk kelestarian alam sebagaimana diatur dalam Pasal 14-18 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH),” paparnya.

Naasnya kajian kompleks tersebut, imbuh Joko, ditambahkan dengan kemenangan warga atas gugatan izin lingkungan PT Semen Indonesia tahun 2016 tak pernah disentuh bahkan dieksekusi oleh pemerintah.