KUDUS, ZONANEWS.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus kembali mengimbau masyarakat untuk memperkuat gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M Plus. Ini mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu atau pancaroba.
Gerakan 3M Plus yang dimaksut yakni, menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Lalu, poin plus-nya antara lain, menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.
Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
“Hingga saat ini ada 136 kasus DB yang dirawat di 19 puskesmas di Kudus, mulai Januari hingga Mei (2024),” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada DKK Kudus, Dharsono, Selasa, 28 Mei 2024.
Dari jumlah kasus yang ada, lanjut Dharsono, tiga orang diantaranya meninggal dunia lantaran DBD. Dua di antaranya sempat dirawat di Puskesmas Dawe, sedangkan satu korban lainnya sempat dirawat di Puskesmas Rejosari.
“Untuk kasus meninggal terjadi di Bulan April (2024) kemarin,” tambahnya.
Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada, serta meminta obat abate di masing-masing puskesmas atau kader kesehatan di desa. Obat abate ini dinilai lebih efektif untuk membunuh jenitik-jentik nyamuk.
“Kalau fogging kan cuma membunuh nyamuk dewasa, jadi kurang efektif. Minta abate di puskesmas gratis, itu lebih efektif untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk,” tuturnya. ***