Termasuk menceritakan peran tokoh nasional asal Aceh, Surya Paloh yang merupakan Ketua Umum Partai NasDem dalam pembebasan para sandera.
Melalui buku yang ditulisnya, Fenty berharap anak-anak muda, termasuk pelajar maupun mahasiswa dapat belajar mengenai pentingnya menggali sumber-sumber informasi yang sahih dan valid.
Terlebih di era perkembangan media sosial saat ini, generasi muda dikatakan Fenty perlu dibekali dengan penguatan literasi dan pendidikan sebagai dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman.
“Buku ini akan jadi pembelajaran yang baik, bagaimana kita belajar mendalami kebenaran informasi, mendapatkan sumber yang sah dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Buku ini tak hanya mengulas perjalanan upaya pembebasan para ABK yang tersandera. Lebih dari itu, dia berharap buku ini bisa menjadi pembelajaran untuk berani mendengarkan, berdamai dan menerima kekurangan.
Sementara itu, Koordinator Kudus Book Party Rofida Ilya menyampaikan, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diadakan komunitasnya untuk mendukung peningkatan literasi di Kudus.
Membahas buku Bawa Mereka Pulang, menurutnya ada banyak poin yang bisa dipetik dari hasil diskusi tersebut. Mulai dari fakta gelap kondisi ABK di luar negeri, narasi tertinggal tentang ABK hingga pentingnya literasi untuk peradaban bangsa.
Meskipun terlaksana di awal pekan, menurutnya antusias peserta cukup tinggi. Ia bersyukur masih banyak anak muda di Kudus yang melek literasi dan memanfaatkan waktu luang untuk berdiskusi dan baca buku.
“Meskipun sebagian anggota ada yang kerja, tetapi lumayan banyak yang hadir dan diskusinya juga berjalan interaktif,” katanya.***
