Selain itu, Nuryanto mengaku, DKK Kudus telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi kasus AKI dan AKB. Yakni, dengan melaksanakan dengan melaksanakan upaya preventif dan promotif.
“Yang kita lakukan karena sangat penting, yakni sinergi dengan semua stakeholder, RS, Puskesmas, Bidan Desa, nah itu kita kuatkan di situ,” katanya.
Selain itu, pihaknya mengungkap tidak ada hentinya melaksanakan Bintek, kemudian laksanakan sosialisasi kepada masyarakat.
“Serta hal-hal yang berorentasi dan kecenderungan mengakibatkan kematian baik itu pada ibu dan bayi serta angka stunting,” tukasnya.
Dengan demikian, Nuryanto berharap melalui langkah-langkah tersebut, dapat menurunkan AKI dan AKB serta Stunting di Kabupaten Kudus.
“Kemudian, dengan perbaikan manajemen, khususnya manajemen penanganan. Dengan penekanan aklamasi atau hipertensi diharapkan akan menurunkan AKI dan AKB,” pungkasnya.
Nuryanto juga mengatakan, ada beberapa penyebab kematian pada bayi yang marak terjadi di beberapa wilayah. Di antaranya yakni pneumonia, aspeksia, henti napas.
“Memang banyak sekali penyebab kematian, seperti kekurangan cairan tubuh karena diare atau muntah. Lalu, keterlambatan penanganan ke fasilitas kesehatan karena ditunda-tunda. Atau banyak yang masih mencoba dengan obat sendiri yang dibeli dari Apotek,” papar Nuryanto.
Padahal, menurut Nuryanto, untuk menanggulangi potensi kematian ibu dan bayi yang benar adalah dengan sesegera mungkin membawanya ke fasilitas kesehatan yang mumpuni.***
