JEPARA, ZONANEWS.ID – Di Kabupaten Jepara, ada satu tradisi unik yang cukup terkenal ketika anak terakhir atau anak bungsu menikah. Tradisi itu bernama Pak Ponjen atau Pak Punjen.
Pak Ponjen menjadi tradisi dalam pernikahan masyarakat Jawa yang masih dilestarikan sampai sekarang. Pak Ponjen ini dilangsungkan setelah prosesi ijab kabul antara mempelai pria dan mempelai wanita.
Bagi masyarakat Jepara, tradisi pak ponjen yang sudah berlangsung turun temurun ini menjadi acara hiburan tersebut sekaligus nguri-nguri budaya di tengah-tengah acara pernikahan.
Pak Ponjen, hanya dilaksanakan ketika anak terakhir menikah, sebagai pertanda rampungnya sebuah keluarga menggelar pernikahan atau mantu.
Seperti yang terlaksana di Desa Brantak Sekarjati Rt 11 Rw 02 Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, pernikahan antara Muhammad Saifin Nuha dan Ratih Fisiatus Salma sebagai anak terakhir, masih melangsungkan tradisi pak ponjen, Senin (15/5).
Prosesi pak ponjen dibuka dengan doa bersama, dipandu oleh tokoh agama setempat, pasangan suami istri dari yang tertua hingga bunsu secara berurutan mengitari gentong tiga kali. Prosesi pak ponjen diwarnai pelemparan uang recek yang sudah dicampur beras kuning. Di barisan paling belakang, ada seseorang yang bertugas membawa pecut dan mengarahkan.
Pemuka agama setempat, Kiai Abdul Basir mengatakan bahwa tradisi pak ponjen memang sudah bertahun-tahun berlangsung di Jepara.
Menurutnya, selain nguri-nguri budaya Jawa, tradisi ini juga sebagai simbol dan cara untuk mempererat hubungan antara sanak saudara dan keluarga.