Si Andung Esmaku: Mengembalikan Roh Rumah Kedua Anak dengan Teknologi Digital

Bagus Alfatah Ainur Ridho dan Aqila Laluna Syifa, Duta Perubahan dari kelas 9 di SMP 5 Kudus. (Foto: Siti Islamiyah/Zonanews.id)

KUDUS, ZONANEWS.ID – 35 persen dari 114 kasus kekerasan terjadi pada lingkungan Satuan Pendidikan juga tercatat 46 kasus anak mengakhiri hidup, 48 persen diantaranya anak korban masih berpakain seragam sekolah (Pusdatin KPAI, 2024).

Hal ini menjadi sorotan serius, mengingat sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak. Sesuai dengan tujuan pendirian satuan pendidikan yakni sebagai tempat untuk memberikan pengajaran, mengelola dan mendidik para siswa.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk menekan kasus perundungan di lingkungan sekolah. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital yang ramah anak dan mudah diakses.

Bacaan Lainnya

Seperti halnya di SMP 5 Kudus, Jawa Tengah. Guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah setempat berhasil menciptakan ruang digital untuk mencegah aksi perundungan.

Inovasi tersebut dinamai Si Andung Esmaku atau akronim dari Sistem Anti Perundungan SMP 5 Kudus. Ruang digital berbasis aplikasi ini, sukses membuat sekolah menjadi lingkungan yang “sehat” bagi anak.

Pengakuan dari N, siswa kelas 9 di SMP 5 Kudus, pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman sekelasnya. Ia marah, tapi hanya bisa memendam hati atas perlakuan temannya tersebut.

N sempat ragu untuk memanfaatkan Si Andung Esmaku, bila identitasnya nanti ketahuan oleh teman sekelasnya. Belum lagi, bila permasalahannya tidak mendapatkan respon yang baik dari ruang digital yang disediakan oleh sekolah.

“Tapi akhirnya saya lapor di situ, curhat, dan ternyata responnya bagus dari Si Andung ini. Jadinya saya lega, karena dibantu oleh guru,” katanya.

Baca :  Bupati Tegaskan Relokasi Pedagang Sayur Malam Hari Sudah Final, Demi Tata Wajah Kota

Sejak saat itu, N kerap memanfaatkan Si Andung Esmaku untuk melaporkan berbagai hal yang mengarah ke tindakan perundungan.

Menurut Guru BK SMP 5 Kudus, Lilik Iriyani, aplikasi Si Andung Esmaku ini mampu menjadi tameng untuk segala ancaman aksi perundungan. Setiap siswa dapat melapor dengan aman dan nyaman, karena identitas mereka terahasiakan.

“Anak yang lapor jadinya tidak takut karena yang tahu kan dari operator aplikasi. Dan dengan bantuan anak yang lapor, yang mengarah ke perundungan bisa kita cegah, karena anak-anak itu lebih tahu kondisi teman-temannya,” katanya.

Langkah ini ternyata efektif. Semenjak dikenalkan pada tanggal 28 Oktober 2022 lalu, aplikasi Si Andung Esmaku telah menekan ratusan kasus yang mengarah pada indikasi perundungan dalam setahun.

Lilik tidak memungkiri bahwa masih terjadi aksi perundungan di SMP 5 Kudus, baik itu secara verbal maupun fisik. Seperti mengejek temannya dengan menggunakan nama orang tua, mengucilkan teman, hingga mengganggu siswa lain.

“Kalau dibiarkan saja bisa saja mengarah ke fisik, karena namanya anak-anak kalau dibercandai terus kan emosinya bisa meledak. Jadi sebelum itu terjadi, dicegah dulu, salah satunya melalui aplikasi ini, ” tandasnya.

Setiap laporan yang masuk akan direspon balik oleh operator, dalam hal ini adalah guru BK. Sebelum nantinya ditindaklanjuti melalui pemanggilan siswa yang dilaporkan terlibat dalam indikasi perundungan.

Penyelesaian masalah pun tidak serta-merta memberikan hukuman. Akan tetapi, melalui pendekatan persuasif, yang minim mengakibatkan anak menjadi trauma, tetapi tetap tanpa mengabaikan efek jera.

Misalnya, memberikan pengertian dan edukasi bahwa apa yang dilakukan merupakan tindakan yang tidak baik. Kemudian, meminta anak agar tidak mengulangi lagi apa yang telah dilakukan. Setelah itu, membuat laporan praktik baik.

Baca :  BBWS Berencana Bertemu Pj Bupati Kudus, Bahas Pembangunan Kolam Retensi di Jati Wetan

“Kalau memang sudah fatal dan perlu untuk memanggil wali murid, maka kita lakukan dengan humanis melalui mediasi. Jangan sampai menimbulkan anak itu trauma,” tambahnya.

Sebelum adanya inovasi digital ini, SMP 5 Kudus juga sempat berupaya keras menekan kasus perundungan lewat kotak masalah. Hanya saja, upaya dinilai kurang efektif, karena tidak tercantum siapa pelapornya serta keterbatasan informasi.

Fitur yang ada di dalam Si Andung Esmaku (Sistem Anti Perundungan SMP 5 Kudus) meliputi pelaporan perundungan, curhat, praktik baik, dan konsultasi. (Foto: Siti Islamiyah/Zonanews.id)

Seiring berjalannya waktu, aplikasi buatan SMP 5 Kudus disempurnakan lagi. Pada tahun 2025, fitur konsultasi, curhat, dan praktik baik, ditambahkan ke dalam sistem untuk melengkapi fitur pelaporan perundungan.

Fitur ini ternyata mendapat respon yang positif dari siswa. Mereka aktif menggunakan fitur curhat, untuk mengutarakan keluh hati yang tidak bisa disampaikan kepada teman maupun orang tuanya. Otomatis berkontribusi pula dalam menjaga kesehatan mental anak.

“Yang curhat juga banyak, masalah sekolah ada, tentang rumah ada, tentang teman juga ada. Jadi mereka merasa didengar, karena di aplikasi ini nanti akan diberikan feed back juga kalau mereka curhat,” terang Lilik.