“Kearifan lokal yang melahirkan kerukunan, atap tumpang dengan atap meru, gunung suci bagi agama Hindu, memunculkan tembang, tidak memakan sapi, melakukan toleransi dan menghormati perbedaan,” terangnya.
Dengan begitu, para generasi muda dapat meneladani nilai-nilai toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus.
“Kita bisa belajar dari nilai-nilai yang diajarkan Sunan Kudus, menciptakan kerukunan, bagaimana menggali yang lekat dengan kearifan lokal,” kata dia.
Yang terpenting kata dia, adalah bagaimana generasi muda dan mahasiswa fapat menggali, memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sosialisasi ini tidak lain untuk mengingatkan kembali anak muda, mengaplikasikan empat pilar kebangsaan, yang tidak jauh dari nilai-nilai agama, budaya, dan kearifan lokal,” tandasnya.***