Tradisi Ampyang Maulid: Wujud Spirit Ekonomi, Budaya, dan Wisata di Kudus

Kirab Ampyang Maulid di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Minggu, 6 September 2025. (Foto: Siti Islamiyah/Zonaews.id)

Sam’ani juga menyebut bahwa sebagai salah satu potensi wisata di Kudus, Tradisi Ampyang Maulid membutuhkan promosi yang lebih masif. Sehingga banyak wisatawan datang, dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.

“Tentu saja dengan adanya wisatawan yang datang akan memberikan kontribusi ekonomi. Melihat antusias masyarakat ini, sangat luar biasa, semoga Kudus aman dan masyarakat bahagia selalu,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Kirab Ampyang Maulid, Moh Abdul Rouf meyebut, ada lebig dari 47 kontingen kirab yang ikut dalam gelaran tradisi kali ini. Tema kirab sendiri yakni Kearifan Lokal, dengan menampilkan potensi desa seperti hasil bumi.

Bacaan Lainnya

“Tradisi Ampyang Maulid ini sebagai wujud syukur masyarakat Desa Loram atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kalau untuk nasi kepel dan kerupuk ampyang ini sebagai wujud sodaqoh masyarakat Loram,” kata Rouf.

Nasi kepel sendiri, muncul usai Sultan Hadirin yang merupakan tokoh penyiar agama di wilayah setempat, yang sering membawa bekal saat melakukan siar. Sedangkan, ampyang merupakan kerupuk warna-warni yang menjadi hiasan.

“Ini ada kirab dan digelar meriah sudah sepuluh tahunan, sekaligus untuk menjadi Desq Loram Kulon menjadi desa wisata,” tukasnya.

Baca :  PTUN Batalkan IMB Hotel The Sato Kudus