KUDUS, ZONANEWS.ID — Hampir semua posko pengungsian di wilayah Kabupaten Kudus penuh oleh warga terdampak banjir yang mengungsi. Seperti yang diketahui, ada 31 desa di Kudus terendam banjir, 2.719 orang diantaranya pun telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Bencana banjir bukan hanya terjadi di Kudus, namun juga terjadi di kabupaten sekitarnya, salah satunya Kabupaten Demak. Titik lokasi banjir paling parah di Demak ada di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar yang merasakan langsung dampak dari jebolnya tanggul Sungai Wulan.
Dikarenakan Kudus adalah wilayah paling dekat dengan Desa Ketanjung, ratusan warganya pun memilih mengungsi ke Kudus. Sebagai upaya mengumpulkan menjadi satu para pengungsi dari Ketanjung, mereka mengungsi bersama di Pasar Saerah Kudus turut Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus.
Beralaskan karpet tipis dan atap seng, para pengungsi menyusun karpet yang ada menjadi tempat tidur sederhana di dalam kios yang masih kosong tersebut. Selain itu, ada juga karpet yang dibentangkan di jalanan pasar. Hal itu terlihat jelas saat zonanews.id datang langsung ke Pasar Saerah pagi ini, Senin, 18 Maret 2024.
Koordinator Pengungsi Demak di Pasar Saerah, Pujianto mengatakan, mereka mulai mengungsi di lokasi itu sejak kemarin, Minggu, 17 Maret 2024. Sebelum menempati lokasi tersebut, dirinya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk perusahaan yang mengelola Pasar Saerah maupun birokrasi dari Pemkab Kudus.
“Ada orang baik dari pihak Sukun (PT Sukun Wartono Indonesia) yang memperbolehkan kami untuk menempati Pasar Saerah. Alhamdulillah, terima kasih atas kebijakan dan kemanusiaan beliau kami diperbolehkan mengungsi di sini,” ungkap Puji ditemui di area Pasar Saerah.
Puji melanjutkan, total baru ada 378 warga Desa Ketanjung, Demak, yang mengungsi di Pasar Saerah. Jumlah itu pun masih belum sepenuhnya, karena ada beberapa warga Ketanjung yang memilih bertahan mengungsi di area tanggul Sungai Wulan, di mana lokasinya dekat dengan rumah mereka.
“Kalau total warga Desa Ketanjung yang seharusnya mengungsi itu ada seribu orang lebih, karena yang terdampak itu ada di tiga dukuh, yaitu Dukuh Norowito, Kedung, dan Karangturi,” ujarnya.